New Normal Diera Pandemi Covid-19 di Sekolah
Cerpen
New Normal Diera Pandemi Covid-19 di Sekolah
Oleh: Mawaddah Ainun Kaffah, SDN 30 Banyuasin III
“Ayuk Kaffah bangun, sudah siang sayang” terdengar suara umi membangunkan ku,
‘iya Umi” jawabku.
Hari ini Pukul 05.00 WIB aku dibangunkan oleh umi untuk sholat subuh dan bersiap
untuk berangkat kesekolah, walau terasa ngantuk berat, namun rasa kantuk itu hilang
mengingat hari ini merupakan hari pertama bagi ku dan siswa lainnya di Kabupaten
Banyuasin bersekolah setelah sekian lama sekolah ditutup dan digantikan oleh kegiatan
belajar dari rumah, ada perasaan bahagia bisa menikmati proses pembelajaran di
sekolah dan bisa bertemu dengan teman teman.
Oh iya, sebelumnya perkenalkan dulu namaku Mawaddah Ainun Kaffah, umurku 8
tahun, aku bersekolah di Sekolah Dasar yang ada di kabupaten Banyuasin tepatnya di
SDN 30 Banyuasin III Provinsi Sumatera Selatan, aku anak pertama dari 2 bersaudara,
adikku bernama Alamshyra Mishael Adzra, umurnya belum 3 tahun sedangkan Abiku
bernama Abdul Roni, S.Pd., M.Pd bekerja sebagai seorang Guru Matematika disebuah
SMK Negeri yang ada di Kabupaten Banyuasin, sedangkan Umiku Bernama Devi eryanti,
S.GZ., Dietisien bekerja sebagai tenaga Kesehatan di sebuah rumah sakit Pemerintah
yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan juga umiku sekarang sedang menyelesaikan
program S2 nya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Baiklah, kembali lagi keceritaku, Kulihat abi sedang bersiap untuk berangkat kerja begitu
juga dengan umiku, sambil melangkah ke kamar mandi aku ambil air wudhu, segar
terasa badanku karena tersiram air wudhu itu, selanjutnya aku sholat subuh terlebih
dahulu, setelah sholat subuh aku mandi dan setelah mandi aku berpakaian.
“ayuk kaffah, itu susunya diminum terlebih dahulu”kata umiku ,
“baik umi”kataku,
“masker ayuk jangan lupa dipakai, ini face shield nya ya sayang, didalam tas ayuk ada
hand sanitizer serta sudah ada bekal makanan dan minuman” lanjut umiku,
sebagai seorang anak dengan latar belakang orang tuaku yang bekerja sebagai pendidik
dan tenaga kesehatan sudah tidak asing lagi bagiku dengan kebiasaan seperti itu,
ditambah lagi aku sering mendengar umi dan abi sering berbicara tentang Covid-19,
sedikit yang aku tahu Covid-19 ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh Corona
virus, penyebarannya sangat cepat melalui kontak atau bisa juga dari benda-benda yang
terkena cairan bersin dari orang yang menderita atau membawa virus tersebut, sehingga
perlu menjaga kebersihan dan jarak dengan orang lain, penyakit ini belum ada obatnya,
itu yang aku dengan dari yang sering dibicarakann oleh umi dan abi. Namun pengetahuanku sangat sedikit tentang hal itu mengingat tingkat umur dan pengetahuan
ku yang belum sampai kesana, akan tetapi sejak Wabah ini terjadi, kami sekeluarga
sudah menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah,
Setelah sarapan, aku berangkat kesekolah diantar oleh abi dan umi, aku lihat abi dan
umi juga berangkat kerja lengkap menggunakan masker, dimobil juga aku lihat ada
Hand sanitizer serta tissue basah.
“abi”kataku
“Ya sayang, “kata abiku,
“kenapa Harus ada Hand Sanitizer dan tissue basah di Mobil abi?” kataku
“Nak, Kita harus mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga kebersihan, kita tahu
penyakit ini belum ada obatnya, jadi ikhtiar kita sebagai manusia hanyalah menjaga
kesehatan dan kebersihan serta menjaga daya tahan tubuh kita, selebihnya serahkan
kepada allah” kata abiku, aku hanya mengangguk walau sebagai seorang anak umur 8
tahun aku belum terlalu paham dengan apa yang abiku katakan, namun ya sudahlah
paling tidak aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan.
“oya abi, New Normal itu apa sih”kataku
“New Normal itu merupakan kebiasan baru sayang”kata abi
“kita melakukan sesuatu kebiasaan yang belum pernah kita lakukan untuk melaksanakan
aktifitas kita sehari-hari, misalnya dulu kita tidak memakai masker disaat berpergian dan
bertemu dengan orang-orang, sekarang kita memakai masker, dulu kita tidak selalu cuci
tangan, sekarang sebisa mungkin kita mencuci tangan kita agar terjaga kebersihan, dulu
kita disekolah bisa kumpul bermain dengan teman-teman dalam jarak yang berdekatan,
sekarang kita menjaga jarak minimal 1,5 meter dari temen kita”lanjut kata abiku sambil
tetap fokus nyetir mobilnya.
Tidak terasa aku sudah sampai di sekolah ku, sekolah yang aku rindukan, selama 4 bulan
lebih kami hanya dirumah saja, aku lihat digerbang siswa berbaris masuk ke lingkungan
sekolah secara bergilir, terlihat pak effen lengkap dengan masker dan ditangannya ada
alat yang aku baru tahu ternyata bernama Thermogan, alat tersebut digunakan untuk
mengukur suhu tubuh bagi semua siswa, satu persatu siswa di periksa suhu tubuhnya
sebelum diijinkan masuk ke sekolah, bagi siswa yang suhu tubuhnya diatas 36,5o
C tidak
diijinkan masuk dan diminta untuk pulang kerumah, aku lihat juga semua guruku
menggunakan masker dan Face Shiled sama sepertiku, begitu juga dengan teman-teman
ku, kini tiba giliranku untuk di cek suhu tubuh, setelah dicek alhamdullillah suhu tubuhku
35O
C dan aku dipersilahkan untuk memasuki lingkungan sekolah.Lama aku pandangi sekolahku, terasa ada yang berbeda, disetiap teras kelas aku lihat
ada ember yang beri keran dan berisi air serta ada sabun cairnya, disetiap pojok juga
ada, guru-guruku berdiri didepan kelas untuk memastikan bahwa siswa sudah memakai
masker atau tidak, sebelum masuk kelas kami diminta untuk cuci tangan, sungguh
sangat ketat sekali aturannya, tiba saatnya aku masuk kekelas ku, aku lihat kami hanya
duduk sendiri tidak berpasangan, ternyata kami dibagi menjadi 2 kelompok, masingmasing dapat giliran satu hari masuk belajar disekolah dan satu hari belajar dirumah,
kami juga dilarang untuk berkerumun
“hmmm ternyata ini yang dimaksud abiku tadi New Normal Kali ya”pikirku
Kemudian 07.30 WIB Ibu farida memulai kegiatan pembelajaran
“Assalamualikum wr. Wb, selamat pagi anak-anak”begitu kata ibu Farida wali Kelas ku
“Waalakikumsalam wr.wb, selamat pagi bu”jawab kami serentak
“Baik anak-anak, hari ini merupakan hari pertama bagi kita sekolah setelah lebih dari 4
bulan kalian belajar dirumah saja”kata bu Farida
Begitulah kegiatan pembelajaran kami lakukan, sampai jam 10.30 WIB kami dipulangkan
dan masuk kembali Esok lusanya, namun walau kami diatur bergilir, kami tetap
bersyukur dan berterimakasih kepada pihak sekolah dan Pemerintah Kabupaten
Banyuasin melalui Dinas Pendidikan yang sudah mengambil kebijakan untuk kami dapat
bersekolah dan belajar secara tatap muka, walau dengan aturan dan protokol kesehatan
yang ketat, semua itu demi terpenuhinya hak kami sebagai siswa untuk belajar dan
dididik namun tetap menjaga kami agar tetap sehat dan tidak terserang penyakit
terutama Covid-19.